Selasa, 22 Maret 2016

Menatap Dua Matahari

 Apa kalian tahu seberapa berat mencintai. Mencintai orang yang masih ada orang lain yang paling Dia sayangi di dalam hatinya? Mencintai orang yang kita tak tahu apakah dia memiliki perasaan yang sama dengan hati kita? Seberapa takutkah kalian ingin mengatakan satu kata yang penuh makna kepada dia, “Cinta” atau kalimat indah yang pada intinya kita mengutarakan kata “Cinta”.
 Bagiku, mencintai Dia adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan sang bijak mengatakan, “jika kamu mencintai seseorang, nyatakanlah”. Akan tetapi, Aku sangat takut untuk mengatakannya pada Dia, karena mulut ini terasa mati saat berada di dekatnya dan Aku selalu lupa akan kata-kata cinta yang telah Aku rangkai. Saat di dekatnya, bukan kata-kata itu yang ingin kuungkapkan, akan tetapi lebih dari sekedar kata “Cinta” itu sendiri. Mungkin pepatah benar, “kalau kamu ingin mengungkapkan perasaanmu kepadanya, jangan kamu hanya sekedar mengatakan “Aku Cinta Kamu” tapi kamu harus melakukannya Karena kata-katamu tak akan pernah bisa mengungkapkan semua perasaanmu kepadanya. Biarlah hati yang mengatakannya, karena hati lebih tahu apa yang kamu mau”.
 Tak apa aku tak memilikinya dan tak apa Dia tak mencintai Aku, karena mungkin dia tak pantas buatku dan mungkin ada yang lebih baik untuk Dia, dan ada yang lebih sempurna daripada Dia untukku kelak. Biarlah Aku tetap mencintainya karena itulah obatku agar aku tetap hidup untuk saat ini. Agar aku bisa merasakan kebahagiaan hidup di dunia ini karena Aku masih bisa berada di depannya. Sebenarnya Aku ingin sekali mengatakan kepada Dia “Kamu begitu cantik, jangan pernah kamu tutupi wajahmu yang cantik itu. Biarlah kamu seperti itu hingga sampai saat kamu dimiliki oleh orang yang benar-benar tepat untuk Kamu”.
 Sebenarnya aku tak tahu apa yang istimewa darinya hingga aku benar-benar tergila-gila olehnya. Kalau dilihat dari semua wanita yang pernah Aku temui, dia tak ada bedanya dengan mereka semua; wanita cantik yang penuh dengan pesona yang membuat semua laki-laki takjub dan hanya itu saja mereka terlihat. Tapi, saat Aku berada di dekatnya, Aku merasa ada yang beda dengannya. Mungkin karena Aku jatuh cinta kepadanya yang menjadikan Dia berbeda dengan yang lain. Akan tetapi, meski aku berbincang dengan wanita yang cantik lain Aku tak pernah merasakannya bahkan kepada wanita yang dulu pernah Aku sayangi. Saat berada di dekatnya, Aku merasa berbincang dengan seorang malaikat cantik yang memiliki tutur kata yang manis meski yang Aku tahu Dia mempunyai suara yang tak begitu merdu tapi enak untuk didengar. Senyumnya begitu menarik dan tingkah lakunya seperti “malaikat kecil” yang lincah yang sulit untuk Aku ikuti. Aku sendiri tak tahu apa yang terjadi kepadaku, tak henti-hentinya aku tersenyum melihat Dia saat berada di dekatnya ataupun jauh dari Dia ketika aku terbayang oleh tingkahnya yang begitu menggemaskan. Anehnya, terkadang Aku memalingkan wajahku dan Aku tutupi senyumku ketika Dia menatapkan matanya kepadaku. Dalam hatiku Aku mengatakan “bagaimana mungkin Aku bisa mengatakan cinta kepadamu kalau Aku sendiri melihat wajahmu tak sanggup” kalian tahu kenapa aku selalu memalingkan wajahku? Karena ketika Aku melihat matanya, Aku melihat sepasang Dua matahari yang siap membakar mataku yang menjadikan mataku buta untuk selamanya. Meskipun seperti itu, Aku selalu menikmatinya bahkan Aku tak mau melewatkan sedetikpun untuk selalu bersamanya. Ketika Dia tak ada, Aku sering mencarinya bahkan Aku sering melihat profilnya di Sosial Media agar aku tahu apa yang Dia lakukan sekarang. Tapi, ketika Dia datang, aku pura-pura tak menghiraukannya padahal ingin sekali aku mengatakan “kemana aja Kamu, Aku mencarimu seharian, apa kamu jalan dengan cowok kamu atau mantan Kamu? Aku khawatir sama kamu, ngerti nggak?!” padahal Aku belum pernah merasakan hal ini makanya Aku kadang-kadang merasa sedih tapi senang, senang tapi sedih. Semua berkumpul menjadi satu dan aku sangat-sangat menikmatinya meskipun Aku tak pernah tahu apakah Dia juga merasakannya. Ah apa peduliku, yang terpenting adalah, sekarang Aku bisa menghidupkan perasaan yang telah lama mati berkat dia si “Malaikat Cinta”.
 Hal yang menjengkelkan tentang Dia, Dia selalu menemui Aku di dalam mimpiku dan yang Aku heran, kenapa saat Dia di dalam mimpiku dia bukan menjadi bagian dari hidupku, yang Aku maksud adalah berpacaran. Dan dia selalu berbuat jahat kepadaku meski di dunia nyatapun Dia selalu jahilin Aku terus tapi ketika Aku membalas, Dia malah marah. Dalam hati Aku; “ni anak egois banget sih, kenapa Aku gak boleh bales perlakuan Dia ke Aku?” emang sih, terkadang Dia malah ketawa kalau Aku jahilin tapi kebanyakan Dia ngambek. Balik lagi ke dalam mimpiku tadi. Meskipun aku selalu memimpikan hal tersebut, aku tak terlalu memperdulikannya karena mungkin itu pertanda kalau Dia tak pernah sedikitpun mencintai Aku atau merasakan perasaan suka kepadaku. Seandainya Dia tahu, Aku ini pengagumnya dan Aku selalu ingin menjadi orang yang paling isitimewa untuknya. Yah, biarlah ini tetap seperti ini. Biarlah waktu yang akan menentukan. Kalau Dia dan Aku memang benar-benar mempunyai perasaan yang sama, mungkin kita akan bersama atau malah kita saling mencintai tapi tak saling memiliki. Yang Aku tahu, begitulah Cinta seharunya, selalu berjalan dan tumbuh tanpa kita duga dan saling memiliki meski tak terikat oleh hubungan tapi kalau memang harus mengikat apa salahnya. Yang Aku inginkan sekarang ialah Aku berharap dia akan selalu bahagia sama seperti Dia membuat Aku bahagia dari keterpurukanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar