Dear Angel, Mantan Kekasihku
Kau tahu, Angel? Aku selalu jujur padamu. Apalagi perihal perkataanku sore itu, saat kau mencampakkanku. "Jangan mencemaskan aku. Aku sudah berulang kali mengalami ini, dicampakkan oleh wanita yang sangat aku sayangi. Aku tak akan mati hanya karena hal seperti ini." Kataku pelan dengan senyum yang sedikit aku paksakan.
Kau bilang pasti akan ada wanita yang akan datang padaku dengan membawa perasaan yang baru. Aku tahu kau hanya ingin menghiburku, waktu itu. "Iya, aku yakin itu dan aku pastikan itu" suaraku parau karena tanpa sadar air mataku menetes.
Seaindainya saja, Angel. Kau beri waktu sedikit saja padaku untuk menunjukkan keseriusanku padamu. Tapi apalah arti usahaku itu semua, kalau memang hatimu sudah tak bersamaku. Aku juga sadar sesuatu yang datang pasti akan pergi pada waktunya nanti, begitu juga denganmu.
Kini hal yang harus aku lakukan adalah menata hatiku dengan kesibukan yang aku sengaja agar aku tak terlalu memikirkanmu, mungkin untuk waktu yang lama. Aku harap suatu saat nanti ketika kita bertemu - jika ada, semoga kita sudah selesai dengan urusan hati kita masing-masing. "Aku juga masih mencintaimu, tapi aku tak mau lagi berurusan dengan romantisme asmara lagi. Aku hanya ingin menjadi sahabatmu. Jadi, kau tak akan lagi merasa tarsakiti olehku dan merasa bosan denganku." Dalam khayalanku di tahun kedua, ketiga atau keempat setelah kita berpisah nanti.
Aku tahu, kau tak mungkin berpikir sejauh itu, Angel. Yang aku tahu darimu, kau wanita yang punya pendirian kuat. Ketika melepaskan sesuatu, kau tak kan mau berurusan dengannya lagi. Selain itu kau punya impian yang besar dan akan melakukan segalanya untuk mencapai impian itu, berbeda denganku yang hanya bisa berandai-andai tanpa melakukan apapun untuk impianku.
Meskipun sekarang kau tak mempedulikanku, aku selalu melantunkan doa disela malamku untukmu agar kau bisa mencapai cita-citamu itu yang seharusnya kau tak pantas dapatkannya. Doa itu. Tapi entahlah. Setiap kali aku mengenangmu, tak sampai hati aku mengutukmu.
Anggap saja itu adalah upahmu karena merelakan waktumu untuk bersamaku, ketika cintamu padaku masih bersemayam dalam hatimu dulu, Angel.
By. Saimi Am-Mattobi'i
Tidak ada komentar:
Posting Komentar