Selasa, 22 Maret 2016

Muak

 Menyakitkan kalau Aku terus mencintaimu, mencintai hati yang mati hanya akan membawa kehancuran untukku. Lebih baik Aku kembali pada kehidupanku yang lama yang tak pernah mencintai wanita yang akan buatku kecewa. Aku pasti akan melakukannya agar kamu bisa hidup bahagia dan kamu bisa melanjutkan kehidupanmu yang manis itu tanpa ada seorang pecinta khayalan yang selalu mengganggu setiap urusanmu. Aku akan baik-baik saja tanpa kehadiran dari dirimu sang pesolek anggun. Kamu hanyalah pengganggu yang ingin merusak kebahagiaanku. Kamu sakitdan kamu gila karena datang dalam hidupku yang kelam. Saat hati sudah mulai bangun dari tidurnya, kamu seakan-akan menginjak hati ini. Kamu tahu segalanya tentangku, tentang semua kisah yang tak mengharukan buatmu tapi sangat mengerikan buatku. Bukan bermaksud untuk bernostalgia dengan masa lalu yang hanya buat aku seakan-akan mengharapkan impiankukembali bersamaku, tapi Aku hanya ingin hanya ingin kamu tahu seberapa berat Aku menanggung semua khayalan yang telah hancur bersama angin yang menghembus dalam ubun-ubunku.
 Seharunya kamu tahu dan seharusnya kamu berpikir bagaimana cara untuk merawat seseorang yang sudah lumpuh tak terawat yang sedang menunggu datangnya kematian. Jangan kamu injak-injak Aku, siapa kamu dan apa mau kamu?! Kalau kamu ingin merusak hati, carilah seseorang yang telah lama mati saja, jangan Aku yang masih hidup dalam keguncangan batin yang tak mau berhenti mengganggu. Kamu, sama sja dengan Dia sang ‘Ikan Besar’ pembawa kebohongan pada seorang kakek tua renta yang buta. Kamu tak lebih dari penipu! Pergilah selama kamu masih punya kaki lincahmu itu. Jangan pernah kembali bahkan meski hanya sebagai seorang pengenal. Kamu telah menjadi pengail yang menyakiti ikan yang membutuhkan makan untuk hidupnya. Aku memang butuh cinta, tapi Aku tak sudi kamu cabik-cabik. Aku memang seorang pecundang yang mudah ditipu orang. Tai dengan mengenalmu, Aku menjadi tahu siapa pecundang sebenarnya.
 Tapi, Aku tetaplah mencintaimu meski kamu tak sedikitpun punya rasa pada seorang yang lumpuh ini. Kamu hidup dalam kebahagiaan, sedangkan Aku hidup dalam kemunafikan yang menjadi topeng kemanisan dalam hancurnya hidupku. Tawa yang seharusnya sebagai tangisan menjadi peranku agar Aku tetap hidupdalam dunia khayalanku. Aku hanya sebagai pencipta khayalan yang handal yang tak pernah kamu sangka. Aku bangga dengan diriku karena Aku bisa menjadikanmu seseorang yang tergila-gila denganku walau hanya dalam ilusi. Kamu seharusnya bangga denganku karena Aku bisa menciptakan segalanya semauku. Tapi kamu tak perlu ikut denganku, sebagai pemimpi busuk ini. Hiduplah sebagai seorang wanita yang bahagia. Aku akan selalu mengawasimu meski AKu telah pergi karena kebodohanku telah mencintaimu. Kamu akan tetap menjadi malaikat dalam hidupku, “Peri Kecilku”.
Hal Yang Aku Benci Darimu

 Aku benci sekali ketika kita ngobrol, Kamu selalu membubuhi perbincangan kita dengan pembahasan tentang mantanku. Aku lebih senang tak berbincang dengan Kamu  ketimbang kita harus mendiskusikan hal yang tak ada hubungannya dengan perbincangan kita. Ketika kita ngobrol di Kantin kamu berkata “(bla bla bla…”) dan setiap akhir bahasan itu kamu selalu mengatakan “ciye yang gak bisa move on sama mantannya” dan Aku tak pernah menjawab penyataanmu itu. Kamu tahu, setiap kali Kamu mengatakan hal itu Aku selalu berkata dalam hati “Aku lho sudah bisa move on dari Dia, dan Aku sudah bisa mencintai orang lain dan bahkan Aku sangat sayang kepadanya selain mantanku. Dia itu Kamu. Seharusnya kamu tahu, dan seharusnya kamu paham dengan responku yang seperti ini” Aku diam bukan berarti Aku memang belum bisa melanjutkan hidupku tanpa adanya mantanku dan Aku setuju dengan semua pernyataanmu. Aku diam karena Kamu tak tahu apa yang sebenarnya Aku rasakan sekarang. Kamu bilang Aku tak bisa bahagia karena dia tapi kenyataannya Aku malah bahagia karena di dekat kamu.
 Sebenarnya Aku pengen sekali marah sama Kamu  ketika Kamu selalu membahasa mantanku dan Aku pengen mengatakan ini sama kamu; “Kamu ini sudah sembuhin aku dari sakit karena Dia kenapa sekarang setelah Aku merasa baik, kamu malah bahas-bahas Dia. Apa sih maksud Kamu. Kamu jahat banget sih Rin sama aku!? kamu kepingin Aku mati nyesek ya karena kalimat-kalimat pedasmu itu? Aku tahu mungkin Kamu ingin memastikan kalau Aku baik-baik saja sekarang ketika kita membahas hal itu. Tapi Aku pasti tidak akan sanggup kalau kamu terus-terusan melakukan hali itu. Ini hati bukan bahan penelitian yang bisa diuji coba terus menerus.
 Yang ingin Aku lakukan sekarang hanyalah, perhatianku terfokus pada Kamu meskipun Kamu sama sekali tak menyukaiku. Kamu sebagai obat seharusnya selalu menjaga agar obat kamu menjagaku, bukan malah menjadikan obatmu itu sebagai racun buatku. Karena Aku tak ingin mati rasa lagi.
Mencintailah Selama Cinta Masih Bersemi

 Ketika Aku nongkrong sendiri di Museum di tengah kota saat Aku ingin mencari inspirasi menulis buku ini, Aku melihat sepasang kekasih yang lalu lalang di depanku. Ketika itu aku membayangkan; seandainya saja Aku bersama Dia seperti mereka yang memadu kasih yang masih hangat dan sebagian pasangan memanfaatkan momen yang sangat romantis itu untuk mengikrarkan sumpah setia kepada pasanganya. Tapi, aku juga ragu apakah hubungan mereka akan tetap kekal bahkan setelah mereka mengucapkan sumpah setia mereka. Aku sendiri dulu juga melakukan hal yang sama, akan tetapi semua tak sesuai dengan keinginanku karena yang aku tahu Tuhan selalu mempunyai rencana lain yang lebih baik buatku.
 Saat melihat mereka, Aku berkata dalam hati “cintailah dia, cintailah pasanganmu itu selama kamu masih bisa mendapatkan cinta darinya karena mungkin suatu saat kalian akan saling membenci”. Bukan maksudku untuk mendo’akan mereka agar hubungan mereka berakhir karena setiap cerita cinta yang ada di dunia ini selalu berakhir sama meskipun awal hubungan setiap pasangan berbeda dengan pasangan lainnya.
 Aku juga ragu kalau nanti saja Dia juga mencintaiku, aku mencintainya dan kami sama-sama saling mencintai, kita akan berakhir mengenaskan. Bahkan mungkin kita akan saling membenci dan saling mengutuk. Itu hal yang paling tidak Aku sukai, karena pasangan yang baik selalu mendo’akan yang terbaik untuk orang yang dicintainya meskipun hubungan mereka sudah berakhir.
 Mungkin untuk saat ini selama Aku masih mencintainya, Aku akan melakukan hal yang membuat Dia bahagia atau hanya sebatas nyaman denganku meskipun Aku percaya Dia terkadang masih merasa illfeel terhadap perlakuanku ke Dia. Dia bahkan pernah mengatakan “kalau kamu seperti ini, gak bakal ada wanita yang bakal tertarik denganmu” Aku hanya bisa menjawab “biar saja, aku gak apa-apa meskipun tak ada satu wanitapun yang mencintai Aku” meskipun Aku sendiri di dalam hati mengatakan “maafkan Aku atas perilakuku yang membuat kamu tak nyaman denganku”. Sebenarnya, Aku ingin sekali bersikap manis kepada Dia tapi Aku sendiri tidak bisa melakukakn hal itu dan Aku tak pernah melakukan hal itu kepada wanita siapapun termasuk mantanku. Biarkan Dia sendiri yang menilai semua sikapku kepadanya yang jelas Aku tak mempunyai maksud untuk menyakiti Dia bahkan Aku sendiri ingin Dia tahu kalau sebenarnya Aku bersikap seperti itu agar Aku diperhatikan oleh Dia. Tapi kenyataannya, Dia tidak dan amat tidak menyukaiku entah perlakuanku atau perkataanku kepadanya. Kalau menurutku, Dia paling tidak suka dengan perkataanku karena Aku suka berbicara kotor karena teman-temanku kebanyakan cowok dan mereka suka berkata kotor. Entahlah Aku sendiri tidak tahu apa yang harus Aku lakukan dan apa yang tidak Aku lakukan agar Dia bisa menyukaiku.
 Aku sendiri tak yakin kalau Dia benar-benar menyukaiku jadi terkadang Aku melakukan hal yang tak Dia sukai dan Aku sering melakukannya agar Dia semakin tak menyukaiku. Pernah suatu hari, Aku dan dia bertengkar karena Aku pegang tangannya dengan erat dan Dia kesakitan karena gelangnya menjepit tangannya. Dia sangat marah kepadaku dan Dia menendang dadaku –kebetulan Aku duduk saat memegang tangannya. Tapi anehnya, ketika besoknya kami bertemu malah kita merasa tak terjadi apa-apa sebelumnya, ya walaupun awalnya Dia berkata “Dia lho kemaren bikin kesel Aku dan kita bertengkar kemaren” Aku tak bisa berkata apa-apa dan yang bisa Aku lakukan hanyalah tetap menggodanya karena Aku senang melihat ekspresi saat Dia kesal karena sikap kesalnya selalu membuat Aku tertawa. Aku juga tidak tahu kenapa selama kita bersama, kita tak pernah merasa akur dan mengobrol layaknya kita ngobrol dengan teman-teman kita yang lain. Dia sering mengejek Aku dan selalu merendahkanku meski Aku tak tahu apakah Dia benar-benar mengatakan itu menurut nalurinya ataupun hanya ingin mengajak bercanda denganku. Dan tetap, ketika Dia mengejek, Aku tak bisa apa-apa. Menurutku itu wajarlah bagi cowok kaMencintailah Selama Cinta Masih Bersemi

 Ketika Aku nongkrong sendiri di Museum di tengah kota saat Aku ingin mencari inspirasi menulis buku ini, Aku melihat sepasang kekasih yang lalu lalang di depanku. Ketika itu aku membayangkan; seandainya saja Aku bersama Dia seperti mereka yang memadu kasih yang masih hangat dan sebagian pasangan memanfaatkan momen yang sangat romantis itu untuk mengikrarkan sumpah setia kepada pasanganya. Tapi, aku juga ragu apakah hubungan mereka akan tetap kekal bahkan setelah mereka mengucapkan sumpah setia mereka. Aku sendiri dulu juga melakukan hal yang sama, akan tetapi semua tak sesuai dengan keinginanku karena yang aku tahu Tuhan selalu mempunyai rencana lain yang lebih baik buatku.
 Saat melihat mereka, Aku berkata dalam hati “cintailah dia, cintailah pasanganmu itu selama kamu masih bisa mendapatkan cinta darinya karena mungkin suatu saat kalian akan saling membenci”. Bukan maksudku untuk mendo’akan mereka agar hubungan mereka berakhir karena setiap cerita cinta yang ada di dunia ini selalu berakhir sama meskipun awal hubungan setiap pasangan berbeda dengan pasangan lainnya.
 Aku juga ragu kalau nanti saja Dia juga mencintaiku, aku mencintainya dan kami sama-sama saling mencintai, kita akan berakhir mengenaskan. Bahkan mungkin kita akan saling membenci dan saling mengutuk. Itu hal yang paling tidak Aku sukai, karena pasangan yang baik selalu mendo’akan yang terbaik untuk orang yang dicintainya meskipun hubungan mereka sudah berakhir.
 Mungkin untuk saat ini selama Aku masih mencintainya, Aku akan melakukan hal yang membuat Dia bahagia atau hanya sebatas nyaman denganku meskipun Aku percaya Dia terkadang masih merasa illfeel terhadap perlakuanku ke Dia. Dia bahkan pernah mengatakan “kalau kamu seperti ini, gak bakal ada wanita yang bakal tertarik denganmu” Aku hanya bisa menjawab “biar saja, aku gak apa-apa meskipun tak ada satu wanitapun yang mencintai Aku” meskipun Aku sendiri di dalam hati mengatakan “maafkan Aku atas perilakuku yang membuat kamu tak nyaman denganku”. Sebenarnya, Aku ingin sekali bersikap manis kepada Dia tapi Aku sendiri tidak bisa melakukakn hal itu dan Aku tak pernah melakukan hal itu kepada wanita siapapun termasuk mantanku. Biarkan Dia sendiri yang menilai semua sikapku kepadanya yang jelas Aku tak mempunyai maksud untuk menyakiti Dia bahkan Aku sendiri ingin Dia tahu kalau sebenarnya Aku bersikap seperti itu agar Aku diperhatikan oleh Dia. Tapi kenyataannya, Dia tidak dan amat tidak menyukaiku entah perlakuanku atau perkataanku kepadanya. Kalau menurutku, Dia paling tidak suka dengan perkataanku karena Aku suka berbicara kotor karena teman-temanku kebanyakan cowok dan mereka suka berkata kotor. Entahlah Aku sendiri tidak tahu apa yang harus Aku lakukan dan apa yang tidak Aku lakukan agar Dia bisa menyukaiku.
 Aku sendiri tak yakin kalau Dia benar-benar menyukaiku jadi terkadang Aku melakukan hal yang tak Dia sukai dan Aku sering melakukannya agar Dia semakin tak menyukaiku. Pernah suatu hari, Aku dan dia bertengkar karena Aku pegang tangannya dengan erat dan Dia kesakitan karena gelangnya menjepit tangannya. Dia sangat marah kepadaku dan Dia menendang dadaku –kebetulan Aku duduk saat memegang tangannya. Tapi anehnya, ketika besoknya kami bertemu malah kita merasa tak terjadi apa-apa sebelumnya, ya walaupun awalnya Dia berkata “Dia lho kemaren bikin kesel Aku dan kita bertengkar kemaren” Aku tak bisa berkata apa-apa dan yang bisa Aku lakukan hanyalah tetap menggodanya karena Aku senang melihat ekspresi saat Dia kesal karena sikap kesalnya selalu membuat Aku tertawa. Aku juga tidak tahu kenapa selama kita bersama, kita tak pernah merasa akur dan mengobrol layaknya kita ngobrol dengan teman-teman kita yang lain. Dia sering mengejek Aku dan selalu merendahkanku meski Aku tak tahu apakah Dia benar-benar mengatakan itu menurut nalurinya ataupun hanya ingin mengajak bercanda denganku. Dan tetap, ketika Dia mengejek, Aku tak bisa apa-apa. Menurutku itu wajarlah bagi cowok kalau selalu mengalah terhadap cewek, karena cewek selalu benar –menurut orang-orang sih gitu.

Menatap Dua Matahari

 Apa kalian tahu seberapa berat mencintai. Mencintai orang yang masih ada orang lain yang paling Dia sayangi di dalam hatinya? Mencintai orang yang kita tak tahu apakah dia memiliki perasaan yang sama dengan hati kita? Seberapa takutkah kalian ingin mengatakan satu kata yang penuh makna kepada dia, “Cinta” atau kalimat indah yang pada intinya kita mengutarakan kata “Cinta”.
 Bagiku, mencintai Dia adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan sang bijak mengatakan, “jika kamu mencintai seseorang, nyatakanlah”. Akan tetapi, Aku sangat takut untuk mengatakannya pada Dia, karena mulut ini terasa mati saat berada di dekatnya dan Aku selalu lupa akan kata-kata cinta yang telah Aku rangkai. Saat di dekatnya, bukan kata-kata itu yang ingin kuungkapkan, akan tetapi lebih dari sekedar kata “Cinta” itu sendiri. Mungkin pepatah benar, “kalau kamu ingin mengungkapkan perasaanmu kepadanya, jangan kamu hanya sekedar mengatakan “Aku Cinta Kamu” tapi kamu harus melakukannya Karena kata-katamu tak akan pernah bisa mengungkapkan semua perasaanmu kepadanya. Biarlah hati yang mengatakannya, karena hati lebih tahu apa yang kamu mau”.
 Tak apa aku tak memilikinya dan tak apa Dia tak mencintai Aku, karena mungkin dia tak pantas buatku dan mungkin ada yang lebih baik untuk Dia, dan ada yang lebih sempurna daripada Dia untukku kelak. Biarlah Aku tetap mencintainya karena itulah obatku agar aku tetap hidup untuk saat ini. Agar aku bisa merasakan kebahagiaan hidup di dunia ini karena Aku masih bisa berada di depannya. Sebenarnya Aku ingin sekali mengatakan kepada Dia “Kamu begitu cantik, jangan pernah kamu tutupi wajahmu yang cantik itu. Biarlah kamu seperti itu hingga sampai saat kamu dimiliki oleh orang yang benar-benar tepat untuk Kamu”.
 Sebenarnya aku tak tahu apa yang istimewa darinya hingga aku benar-benar tergila-gila olehnya. Kalau dilihat dari semua wanita yang pernah Aku temui, dia tak ada bedanya dengan mereka semua; wanita cantik yang penuh dengan pesona yang membuat semua laki-laki takjub dan hanya itu saja mereka terlihat. Tapi, saat Aku berada di dekatnya, Aku merasa ada yang beda dengannya. Mungkin karena Aku jatuh cinta kepadanya yang menjadikan Dia berbeda dengan yang lain. Akan tetapi, meski aku berbincang dengan wanita yang cantik lain Aku tak pernah merasakannya bahkan kepada wanita yang dulu pernah Aku sayangi. Saat berada di dekatnya, Aku merasa berbincang dengan seorang malaikat cantik yang memiliki tutur kata yang manis meski yang Aku tahu Dia mempunyai suara yang tak begitu merdu tapi enak untuk didengar. Senyumnya begitu menarik dan tingkah lakunya seperti “malaikat kecil” yang lincah yang sulit untuk Aku ikuti. Aku sendiri tak tahu apa yang terjadi kepadaku, tak henti-hentinya aku tersenyum melihat Dia saat berada di dekatnya ataupun jauh dari Dia ketika aku terbayang oleh tingkahnya yang begitu menggemaskan. Anehnya, terkadang Aku memalingkan wajahku dan Aku tutupi senyumku ketika Dia menatapkan matanya kepadaku. Dalam hatiku Aku mengatakan “bagaimana mungkin Aku bisa mengatakan cinta kepadamu kalau Aku sendiri melihat wajahmu tak sanggup” kalian tahu kenapa aku selalu memalingkan wajahku? Karena ketika Aku melihat matanya, Aku melihat sepasang Dua matahari yang siap membakar mataku yang menjadikan mataku buta untuk selamanya. Meskipun seperti itu, Aku selalu menikmatinya bahkan Aku tak mau melewatkan sedetikpun untuk selalu bersamanya. Ketika Dia tak ada, Aku sering mencarinya bahkan Aku sering melihat profilnya di Sosial Media agar aku tahu apa yang Dia lakukan sekarang. Tapi, ketika Dia datang, aku pura-pura tak menghiraukannya padahal ingin sekali aku mengatakan “kemana aja Kamu, Aku mencarimu seharian, apa kamu jalan dengan cowok kamu atau mantan Kamu? Aku khawatir sama kamu, ngerti nggak?!” padahal Aku belum pernah merasakan hal ini makanya Aku kadang-kadang merasa sedih tapi senang, senang tapi sedih. Semua berkumpul menjadi satu dan aku sangat-sangat menikmatinya meskipun Aku tak pernah tahu apakah Dia juga merasakannya. Ah apa peduliku, yang terpenting adalah, sekarang Aku bisa menghidupkan perasaan yang telah lama mati berkat dia si “Malaikat Cinta”.
 Hal yang menjengkelkan tentang Dia, Dia selalu menemui Aku di dalam mimpiku dan yang Aku heran, kenapa saat Dia di dalam mimpiku dia bukan menjadi bagian dari hidupku, yang Aku maksud adalah berpacaran. Dan dia selalu berbuat jahat kepadaku meski di dunia nyatapun Dia selalu jahilin Aku terus tapi ketika Aku membalas, Dia malah marah. Dalam hati Aku; “ni anak egois banget sih, kenapa Aku gak boleh bales perlakuan Dia ke Aku?” emang sih, terkadang Dia malah ketawa kalau Aku jahilin tapi kebanyakan Dia ngambek. Balik lagi ke dalam mimpiku tadi. Meskipun aku selalu memimpikan hal tersebut, aku tak terlalu memperdulikannya karena mungkin itu pertanda kalau Dia tak pernah sedikitpun mencintai Aku atau merasakan perasaan suka kepadaku. Seandainya Dia tahu, Aku ini pengagumnya dan Aku selalu ingin menjadi orang yang paling isitimewa untuknya. Yah, biarlah ini tetap seperti ini. Biarlah waktu yang akan menentukan. Kalau Dia dan Aku memang benar-benar mempunyai perasaan yang sama, mungkin kita akan bersama atau malah kita saling mencintai tapi tak saling memiliki. Yang Aku tahu, begitulah Cinta seharunya, selalu berjalan dan tumbuh tanpa kita duga dan saling memiliki meski tak terikat oleh hubungan tapi kalau memang harus mengikat apa salahnya. Yang Aku inginkan sekarang ialah Aku berharap dia akan selalu bahagia sama seperti Dia membuat Aku bahagia dari keterpurukanku.
Kamu Manis Saat Tidur

 Ada yang beda dari dia. Dia sangat manis saat tidur, begitu tenang dan menyenangkan hati meskipun dia tak memiliki tubuh yang seksi seperti wanita kebanyakan dan ukuran tubuh yang tak begitu proporsional. Tapi entah kenapa, Aku sangat menyukainya dan begitu mengaguminya. Ketika Dia bangun, itulah saat dimana aku harus sembunyi dan menutup telinga karena mulutnya yang super comel tak bisa berhenti kalau sudah ngomong. Selain mulut yang comel alias ember, kejahilannya sungguh membuat hati merintih. Seandainya Dia diibaratkan seekor sapi pada musim kawin, dialah sapi yang paling menakutkan untuk ditangkap dan dijinakkan karena saking liarnya. Tapi Aku suka Dia karena ketika berulah, Dia sangat manis seperti bayi yang ingin meminta sesuatu tapi tak digubris oleh orang tuanya. Itulah Ririn yang aku kenal. Ketika Dia tidur, Aku terkadang berkata dalam hati “kamu manis kalau tidur tapi ngeselin kalau bangun. Mending kamu tidur selamanya aja deh biar aku bisa lihat terus wajahmu yang manis itu.
 Melihat wanita yang kita sukai memang terkadang membuat kita merasa senang, apalagi melihat sang pujaan hati yang sedang melakukan sesuatu yang membuatnya kelihatan mempesona adalah hal yang sering kita lakukan dan tak bisa kita memungkirinya.
 Memang sih, Aku jarang melihat Dia tidur tapi sekali Aku melihatnya tidur, tak pernah kulewatkan untuk sekedar melihatnya saja, tapi Aku benar-benar memperhatikan Dia dan mengagumi ciptaan Tuhan yang manis itu. Selanjutnya, Aku simpan wajahnya yang manis itu dalam hatiku dalam-dalam, agar Aku tak pernah lupa betapa cantikannya dan manisnya Dia. Tidak tahu kenapa, Aku sangat suka Dia yang terbuai lemas di atas tempat tidurnya (bukan berarti di dalam kamarnya). Aku memang dari dulu suka melihat orang yang Aku sayangi dalam keadaan tidur. Menurutku, ketika tidur itulah semua manusia menampakkan jati dirinya. Begitu anggun, mempesona, polos bahkan menyedihkan. Dari melihat itu, timbul suatu rasa sayang yang sangat amat terhadapnya dan Aku selalu seperti itu kepadanya bahkan selalu bertambah rasa sayang itu. Semakin lama, rasa itu begitu besar sehingga Aku terkadang risih dengan perasaan itu. Aku sangat khawatir ketika Dia tahu Aku sangat menyukainya tetapi Dia tak begitu menyukaiku akan membuatnya jauh dariku. Sungguh kekhawatiran yang masuk akal menurutku dan kekhawatiran itu selalu muncul ketika Aku ingin membangun perasaan sayang itu padanya. Terkadang, terbesit di kepalaku untuk segera mengakhiri perasaan itu agar kami selalu dekat meski hanya sebagai teman biasa. Tapi, perasaan itu muncul terus-menerus ketika Aku melihatnya saat di dekatnya dan bahkan ketika Dia tidurpun perasaan ini muncul tiba-tiba. Sangat jengkel tapi apa daya, hati tak bisa membohongi kita untuk merasakan perasaan yang terkadang itu mustahil untuk kita.
 Pernah ketika Dia rapat di ruangnya dengan teman-temannya, Dia tertidur. Mungkin dia kelelahan karena sehabis kuliah Dia harus rapat dengan teman-temannya karena mereka akan membahas tentang acara yang akan mereka adakan di bulan ini. Saat itu Aku tak sengaja melewati ruang mereka karena Aku ingin meminjam gitar temanku yang juga ada di dekat ruang itu dan melihat Dia sedang tidur. Tak banyak berpikir, Aku mendekati Dia dan teman-temannya. Ketika itu ada temannya yang juga Aku kenal yang sedang bermain gitar ya meski Aku tak terlalu suka dengan lagu-lagu yang selalu Dia nyanyikan. Aku meminta Dia untuk memainkan sebuah lagu romantic buatku dan Aku secara spontan membacakan sebuah puisi yang tertulis di dalam otakku. Intinya Aku berpuisi mengenai kekagumanku terhadapnya. Meski aku tak begitu pandai berpuisi, hanya bermodalkan tekad yang kuat, Aku memberanikan diri untuk melakukannya. Meski Dia tidur, Aku membayangkan Dia dalam keadaan terbangun dan mendengarkan semua kata-kata yang aku samppaikan ke Dia.
Selepas berpuisi Aku berkata padanya “kamu begitu cantik, jangan pernah kamu tutupi wajahmu yang cantik itu dengan air mata kesedihan. Tetaplah menjadi wanita yang tegar karena ketegaranmu yang membuat kamu begitu mempesona di mataku”.
 Setelah itu, Aku pergi keluar sebentar untuk mencari makan karena perut belum terisi seharian. Tak begitu lama sih aku keluar untuk mencari makan, tapi setelah Aku kembali dari mencari makan, dan langsung pergi ke ruangnya ternyata Dia sudah pulang. Meskipun di dalam hati kecawa karena Dia sudah pergi tapi Aku puas karena Aku sudah bisa memberanikan diri untuk meluapkan isi hati yang sudah menumpuk. Meskipun Aku melakukannya dalam keadaan dia sedang tidur, Aku tak begitu menghiraukannya karena Aku sendiri tak mungkin bisa melakukan semua itu ketika Dia bangun. Takutnya, kata-kataku malah dibuat sepele oleh Dia karena kata-kataku tak begitu menarik dan begitu puitis seperti seorang pujangga yang pandai merangkai kata-katanya dalam bentuk puisi yang indah. Oh iya, alasanku membaca puisi kepadanya karena Dia adalah seorang yang pandai dalam berpuisi. Dia juga banyak menulis puisi dan juga begitu tertarik mengenai hal-hal yang berbau puisi. Menurutnya dari yang Aku dengar, Dia sudah menulis puisi semenjak SMA. Meski yang Aku tahu, masa SMA adalah masa-masa alay jadi mungkin puisinya saat itu sangat-sangat alay dan membuat orang yang membacanya akan tertawa atau bahkan muntah. Tapi, kalau puisinya yang sekarang, Aku yakin sangat bagus karena Aku pernah mendengar Dia berpuisi. Begitu menyentuh dan bahkan membuat hati kita merasa tenang, mungkin karena Aku sedang jatuh cinta kepadanya yang menjadikan apa-apa yang dilakukannya begitu mempesona buatku. Aduh, sengguh mengesalkan.
Love Angel

 Love Angel, dialah sang penolongku. Dia seorang wanita yang sangat aneh tetapi menyenagkan. Aku sebut dia Love Angel atau “Malaikat Cinta” karena dia yang telah mengobati Aku karena perihnya mencintai seseorang yang telah berkhianat. Meskipun Dia tak pernah mengatakan “Aku akan menarikmu dari jurang kehancuran cinta dan aku akan mengobati lukamu” dan juga tak pernah mencoba untuk mendekatiku tapi sakitku hilang karena Dia. Entah apa yang telah Dia lakukan kepadaku sehingga Aku menjadi begitu tertarik dengannya. Aku pun tak pernah tahu kenapa semenjak kenal dengan Dia, Aku menjadi lupa akan rasa sakit yang Aku alami selama ini. Banyak hal yang tak pernah Aku mengerti dari Dia, seperti; Dia tak pernah ramah kepadaku meskipun Aku kakak tingkatnya dan Dia seperti anak kecil yang selalu cerewet yang tak bisa berhenti kalau sudah ngomong. Tapi bahasa yang Dia gunakan sangat lah aneh tetapi banyak yang menirukan bahasanya –terkadang Aku juga terpengaruh dengan anak-anak yang berbahasa seperti orang idiot. Mereka bilang sih itu namanya bahasa anak “Gila”. Tapi Aku lebih suka menyebutnya bahasa Idiot.
 Yang Aku tahu tentang Dia. Dia adalah wanita yang juga gampang terbawa perasaan dan juga sulit untuk menghilangkan perasaannya kepada seseorang yang telah menyakitinya. Mungkin Dia seorang yang setia tapi Dia tak mungkin selalu menggantungkan hidupnya kepada seseorang yang telah melukainya. Dan aku pikir dia adalah tipe wanita yang realistis yang menempatkan diri pada sesuatu yang menurutnya rasional demi kelanjutan hidupnya. Aku mengatakannya, karena Aku merasa Dia seperti Aku meskipun Aku tak tahu apakah ini benar atau salah yang terpenting adalah Dia seseorang kuat dalam menjalani kehidupannya.
 Oh iya, namanya adalah “Peri Kecil” meskipun Aku tak pernah memanggilnya dengan nama itu. Kalau berada di dekatnya, yang ada hanya rasa kesal karena kejahilannya dan tingkah lakunya yang ngeselin orang. Masalah percintaan, dia paling jago kalau curhat bahkan semua teman-temannya tahu masalah percintaan Dia dengan pacarnya, mantannya bahkan cowok yang dia taksirpun semua temannya tahu. Yah meski Aku tak pernah ada dalam listnya tapi Dia keren kalau menjadi teman. Teman yang baik untuk menghibur seseorang yang sedang kelam - ya termasuk Aku yang juga sedang kelam karena ditinggal oleh seseorang yang pernah menjadikan Aku orang paling istimewa dalam hidupnya meski pada akhirnya dia menyerah untuk bertahan dan memilih untuk menggantungkan hidupnya pada orang lain. Tapi Aku sekarang tak memperdulikan hal itu, karena sekarang ada seseorang yang aku kagumi – “Peri Kecilku”.
 Dia memiiki wajah yang cantik meski tak secantik yang lain. Dia memiliki perilaku yang aneh untuk seorang wanita yang normal dan yang paling aneh juga menjijikkan, Dia paling aktif melakukan tindakan yang jorok dan Aku tak mau menceritakannya secara detail karena Aku tak sanggup menjelaskannya. Dia juga memiliki ukuran yang super mini untuk wanita yang sangat-sangat normal dan terkadang Aku mengejeknya dengan sesuatu yang berhubungan dengan ukuran tubuhnya. Hal itu karena Cuma itu yang bisa menjadi bahan perbincanganku dengan Dia tapi Aku tak terlalu mengejeknya dengan kata-kata yang mungkin membuatnya terluka dan karena Aku juga suka dengan tubuhnya. Sebenarnya, Aku sendiri menyukai apa yang dia miliki termasuk hal-hal yang menjijikkan sekalipun dari Dia karena Aku menyukai Dia sebagi orang yang aneh, orang aneh yang sudah membuatku bisa tersenyum kembali dan merasakan cinta yang pernah tertidur untuk beberapa waktu yang cukup lama- meski tak terlalu lama sih.
“Jadi cowok itu jangan lemah, makanya kamu ditindas terus sama mantan kamu dan sekarangg kamu ditinggal sama dia” itu kata-katanya padaku. Saat pertama kali mendengar perkataannya, Aku merasa tersinggung. Dalam hati Aku berkta “kamu tak tahu apa-apa tentangku, bahkan kita tak terlalu lama kenal, bagaimana mungkin kamu bisa berkata seperti itu padaku”. Tapi setelah Aku berpikir ulang mengenai perkataannya ituLove Angel

 Love Angel, dialah sang penolongku. Dia seorang wanita yang sangat aneh tetapi menyenagkan. Aku sebut dia Love Angel atau “Malaikat Cinta” karena dia yang telah mengobati Aku karena perihnya mencintai seseorang yang telah berkhianat. Meskipun Dia tak pernah mengatakan “Aku akan menarikmu dari jurang kehancuran cinta dan aku akan mengobati lukamu” dan juga tak pernah mencoba untuk mendekatiku tapi sakitku hilang karena Dia. Entah apa yang telah Dia lakukan kepadaku sehingga Aku menjadi begitu tertarik dengannya. Aku pun tak pernah tahu kenapa semenjak kenal dengan Dia, Aku menjadi lupa akan rasa sakit yang Aku alami selama ini. Banyak hal yang tak pernah Aku mengerti dari Dia, seperti; Dia tak pernah ramah kepadaku meskipun Aku kakak tingkatnya dan Dia seperti anak kecil yang selalu cerewet yang tak bisa berhenti kalau sudah ngomong. Tapi bahasa yang Dia gunakan sangat lah aneh tetapi banyak yang menirukan bahasanya –terkadang Aku juga terpengaruh dengan anak-anak yang berbahasa seperti orang idiot. Mereka bilang sih itu namanya bahasa anak “Gila”. Tapi Aku lebih suka menyebutnya bahasa Idiot.
 Yang Aku tahu tentang Dia. Dia adalah wanita yang juga gampang terbawa perasaan dan juga sulit untuk menghilangkan perasaannya kepada seseorang yang telah menyakitinya. Mungkin Dia seorang yang setia tapi Dia tak mungkin selalu menggantungkan hidupnya kepada seseorang yang telah melukainya. Dan aku pikir dia adalah tipe wanita yang realistis yang menempatkan diri pada sesuatu yang menurutnya rasional demi kelanjutan hidupnya. Aku mengatakannya, karena Aku merasa Dia seperti Aku meskipun Aku tak tahu apakah ini benar atau salah yang terpenting adalah Dia seseorang kuat dalam menjalani kehidupannya.
 Oh iya, namanya adalah “Peri Kecil” meskipun Aku tak pernah memanggilnya dengan nama itu. Kalau berada di dekatnya, yang ada hanya rasa kesal karena kejahilannya dan tingkah lakunya yang ngeselin orang. Masalah percintaan, dia paling jago kalau curhat bahkan semua teman-temannya tahu masalah percintaan Dia dengan pacarnya, mantannya bahkan cowok yang dia taksirpun semua temannya tahu. Yah meski Aku tak pernah ada dalam listnya tapi Dia keren kalau menjadi teman. Teman yang baik untuk menghibur seseorang yang sedang kelam - ya termasuk Aku yang juga sedang kelam karena ditinggal oleh seseorang yang pernah menjadikan Aku orang paling istimewa dalam hidupnya meski pada akhirnya dia menyerah untuk bertahan dan memilih untuk menggantungkan hidupnya pada orang lain. Tapi Aku sekarang tak memperdulikan hal itu, karena sekarang ada seseorang yang aku kagumi – “Peri Kecilku”.
 Dia memiiki wajah yang cantik meski tak secantik yang lain. Dia memiliki perilaku yang aneh untuk seorang wanita yang normal dan yang paling aneh juga menjijikkan, Dia paling aktif melakukan tindakan yang jorok dan Aku tak mau menceritakannya secara detail karena Aku tak sanggup menjelaskannya. Dia juga memiliki ukuran yang super mini untuk wanita yang sangat-sangat normal dan terkadang Aku mengejeknya dengan sesuatu yang berhubungan dengan ukuran tubuhnya. Hal itu karena Cuma itu yang bisa menjadi bahan perbincanganku dengan Dia tapi Aku tak terlalu mengejeknya dengan kata-kata yang mungkin membuatnya terluka dan karena Aku juga suka dengan tubuhnya. Sebenarnya, Aku sendiri menyukai apa yang dia miliki termasuk hal-hal yang menjijikkan sekalipun dari Dia karena Aku menyukai Dia sebagi orang yang aneh, orang aneh yang sudah membuatku bisa tersenyum kembali dan merasakan cinta yang pernah tertidur untuk beberapa waktu yang cukup lama- meski tak terlalu lama sih.
“Jadi cowok itu jangan lemah, makanya kamu ditindas terus sama mantan kamu dan sekarangg kamu ditinggal sama dia” itu kata-katanya padaku. Saat pertama kali mendengar perkataannya, Aku merasa tersinggung. Dalam hati Aku berkta “kamu tak tahu apa-apa tentangku, bahkan kita tak terlalu lama kenal, bagaimana mungkin kamu bisa berkata seperti itu padaku”. Tapi setelah Aku berpikir ulang mengenai perkataannya itu, Aku mulai paham bahwa Aku tidak boleh menyerah dan menjadi seorang pecundang hanya karena telah ditinggal oleh seorang yang sangat Aku cinta. Justru Aku harus bersikap positif dan menjadikan semua hal yang Aku alami sebagai pelajaran. Aku tidak boleh terpaku dengan satu orang saja sehingga membuatku tidak mempunyai harapan lagi ketika Aku kehilangan Dia. Intinya, Aku tidak boleh menyerah dengan satu orang wanita saja, tapi Aku harus melihat wanita yang mungkin pantas buatku.
 Terkadang sih, perkataan Dia kepadaku sedikit menyakitkan hati tapi Aku berusaha menerima perkataannya padaku. Ada satu perkataan Dia yang selalu menakutiku, “Aku gak peduli sama sekali sama kamu”. Kata yang sama yang diucapkan oleh mantanku ketika Aku berusaha meyakinkan Dia tentang kesungguhanku. Kenapa semua orang yang Aku sayangi mengatakan kata-kata yang menyakitkan kepadaku? Apa salahku pada mereka?. Itu mungkin yang akan dikatakan oleh sebagian besar orang. Tapi, ada yang lain tentang Dia. Meskipun kata-katanya sangat menyakitkan tapi di lain sisi Dia sangat manis dan loyal terhadap teman-temannya - lagi-lagi ini mengenai pertemanan. Ya, meskipun Dia menganggapku sebagai temannya itu tidak ada masalah buatku yang terpenting Dia selalu buatku merasa nyaman dan membuatku tersenyum.